Terima kasih atas hari hari Agustus yang menyimpan kenangan begitu hebat.
Terima kasih atas kata kata yang pernah terucap untuk saya.
Terima kasih atas kata kata pesan singkat yang selalu anda balas dengan senang hati, mungkin.
Terima kasih atas sikap yang pernah anda lakukan kepada saya, yang tak henti membuat saya tersenyum sepanjang hari.
Terima kasih atas surat cinta diklat yang anda bilang agak aneh, lalu kemudian anda bacakan sendiri.
Terima kasih atas hal hal kecil yang anda berikan saat diklat, yang tidak akan pernah pupus di memori saya, mungkin sampai kapanpun.
Terima kasih atas senyum dan tawa yang anda perbuat, meskipun itu tidak ditujukan kepada saya.
Terima kasih atas nama saya yang anda kenal, yang pernah anda panggil dan ucapkan.
Terima kasih atas air mata yang tak sengaja saya buat demi anda, karna perasaan yang terlampau jauh terpikirkan secara berlebihan.
Terima kasih untuk segalanya, yang terbuat sejak pertama kali saya melihat sorot mata anda, yang menenangkan.
Saya tau ini akan memendam luka, karna memang itu yang akan saya lalui setiap kali saya melihat anda kembali. Tapi tipu daya tidak akan berhasil, terlebih kepada diri saya sendiri. Berpura pura tidak akan pernah mengobati.
Saya menghargai apa yang anda rasakan, dan saya percaya sekuat apapun anda maupun saya berusaha, anda tidak dapat berbohong pada diri sendiri. Tidak ada apapun yang perlu dipaksakan, tunggu dan kejar ia sampai kapanpun yang anda mampu.
Dan saya akan melakukan hal yang sama, menunggu anda sehingga semua yang pernah saya ucap dan rasakan itu benar benar nyata adanya.
Dan hingga tidak terdefinisi deskripsinya.
No comments:
Post a Comment